Tuesday, August 7, 2012

Persamaan dan perbedaan orang dewasa dan balita di masa sekarang

Yaa, ini si ga mengacu sama semua orang di Indonesia maupun di dunia ya (kalo2 aja ada orang negara lain yang mudeng bahasa Indonesia), bukan overgeneralization lah, -istilahnya papi supervisor tercintah- tapi ya kalau merasa, ya monggo diresapi, kalau nggak merasa tapi merasa ada orang yang begini ya mari bersama-sama kita ingatkan demi kemajuan negara dan bumi kita tercinta.

ada hal unik di Indonesia, mungkin di dunia juga, melihat pertanyaan apa persamaan dan perbedaan orang dewasa dan balita di Indonesia, ini deh jawabannya: (maaf ya, untuk masalah contoh, silakan merefleksikan dengan apa yang terjadi di sekitar anda saja, daripada nanti disangka menyinggung, kena tilang UU ITE deh.. ffufufuuffuu...)

Persamaan:

- suka diladenin
suka banget tu orang2 diladenin, apalagi kalau merasa 'halah, uda ada yang ngatur, ga usah repot2 mikirin, nanti juga diurus'. Boro2 bantuin mikir atau mengerjakan sesuatu, yang dipikirkan bukanlah 'apa yang telah saya lakukan untuk bangsa, atau sekolah, atau kelompok saya', tapi 'apa yang sudah hal2 tersebut lakukan untuk saya'. Contohnya? banyak.. silakan mencari di sekitar anda. Sangat gampang ditemui kalau anda adalah seseorang yang mendapat mandat untuk mengkoordinir sesuatu.

- protes dengan cara apapun kalo gak keturutan yang dimau tanpa mau melihat alasan tidak keturutannya kemauan tersebut (terkadang protes dengan membabi buta)
orang jaman sekarang, kalau ada sesuatu yang nggak cocok, gak tau alesannya kenapa kok hal itu tidak berjalan seperti yang dikehendaki, pasti langsung protesnya dulu yang dimajuin. Dan terkadang parahnya, ga ada juga (atau mungkin sedikit sekali) niatan untuk mencari tau penyebabnya. Yang penting protesnya dulu, komplennya dulu, sumpah serapahnya dulu yang diliatin. Baru deh nanti kalau ada orang yang menenangkan dan menjelaskan, baru (beberapa) mau diem. Balik lagi deh tu ke persamaan pertama, mintanya diladenin. Kaya bayi kan yah? Bayi kalo haus, langsung aja nangis minta susu, ga peduli bapak ibunya mungkin lagi ga ada duit buat beli susu, ato lagi ga ada air panas buat bikin susu, atau mungkin ASI ibunya sendiri ga keluar.. ya pkoknya nangis aja, menunjukkan kalau dia memprotes keadaan.

- ini nih, yang paling parah: PEOPLE DON'T READ. Bukannya orang ga boleh baca, tapi orang-orang sekarang tu pada GAK MAU baca.
Baca di sini si bukan tentang baca buku novel atau semacamnya. Saya juga nggak suka baca gituan, ngantuk, apalagi baca buku referensi thesis. Baca thesis sendiri aja ngantuk.. *maaf curhat*. Jadi intinya, orang-orang tu sekarang pada ga mau baca, even itu hal yang ada tepat di depan matanya. Ini nih, penyebab persamaan kedua di atas. Bayi juga ga baca kan, mana bisa juga, kan masi bayi. Kalau orang2 si, ada sesuatu yang baru, ya cuma diliat aja, dan bergumam 'oh' gitu. Tau2 ntar di belakangnya protes, shock, kaget, marah, jengkel, kena tipu. padahal apa aja juga uda ditulis, tinggal dibaca.. astagaa, apa susahnya si ngebaca?? gratis pula... Baca rambu2, baca peraturan lalu lintas, baca pengumuman, baca iklan, tinggal modal melek dan otak yang bisa bekerja, terproseslah sudah informasi tersebut. Padahal dengan terprosesnya informasi dan bekerjanya otak tersebut dapat mencegah kita dari salah tangkap (karena baca, jadi kalo ga mudeng bisa tanya), keterkagetan dan ketidaksiapan akan sesuatu hal (karena baca, jadi tau), dan keliatan brutal dan bar-bar akibat protes atau komplen ga tau arah (karena otak bekerja, dengan sendirinya akan mendorong sel-sel kedewasaan kita untuk berkembang dan mengatur cara pikir serta tingkah laku). Kenapa bayi suka keliatan bar-bar dan protes kesana-sini? karena mereka belom bisa baca --> sel-sel kedewasaan otak belum terangsang dan terbangun dengan sempurna.

nah sekarang perbedaannya:

kalau bayi itu MEMANG masih saatnya untuk diladenin, suka protes, dan belum bisa baca. Itu memang fase natural dan tidak bisa dipaksa untuk bisa.
tapi, kalau orang dewasa itu SUDAH SEHARUSNYA tidak minta diladenin, harus bisa mandiri, berfikir sebelum mengajukan keberatan dan komplen di depan umum, dan juga mau membaca. Mampu melakukan hal-hal tersebut memang sudah fase natural seseorang yang sudah dewasa, tapi sayangnya, mereka memaksa untuk tidak bisa.
yah, sayang sekali....

No comments:

Post a Comment